Kamis, 19 Juli 2012

7 Tempat Yang Belum Terjamah di Dunia

Meskipun perangkap peradaban mengelilingi kita, ternyata masih ada beberapa bagian di bumi ini yang masih murni, nyaris tak tersentuh. Mulai dari lapisan es Antartika hingga hutan-hutan di Papua New Guinea. Berikut 7 tempat terindah di planet ini yang jarang dikunjungi.


1. Namibia
Namibia adalah  salah satu negara dengan jumlah penduduk paling jarang di dunia. Nama salah satu negara Afrika bagian selatan ini diambil dari Gurun Namib, rumah bagi 2.500 ekor cheetah. Dengan bukit pasir raksasa, petroglif kuno, kawah dan air terjunnya, Namibia menjadi salah satu lanskap paling tak tersentuh di Afrika. Namibia juga menjadi salah satu negara yang mencantumkan hal-hal mengenai penjagaan kesehatan ekosistem dalam konstitusinya.

2. GalapagosMeskipun perjalanan Darwin ke sejumlah pulau-pulau unik diikuti oleh wisatawan yang tak terhitung jumlahnya, Kepulauan Galapagos masih menjadi tempat yang murni. Kepulauan ini merupakan rumah bagi kura-kura raksasa, iguana, singa laut, pinguin, ikan paus dan ikan. Dihuni oleh 23.000 penduduk dan ratusan spesies endemis, kepulauan ini juga menjadi tempat pelestarian hayati laut selama lima puluh tahun.

3. Papua Nugini

Para ilmuwan percaya jika banyak spesies tanaman dan hewan yang belum ditemukan berada di sini. Eksploitasi sumber daya alam terhambat oleh medan yang kasar, sistem hukum dan tingginya biaya pengembangan infrastruktur. Karena semua masalah manusia, sebagian besar lanskap masih sulit untuk disentuh.

4. Seychelles

Seychelles memiliki persentase tanah konservasi terbesar dibandingkan negara-negara lain. Sekitar 50 persen dari keseluruhan wilayah negara kepulauan ini berada di bawah konservasi. Karena itu, Seychelles merupakan rumah bagi beberapa pantai yang luar biasa murni dan spesies seperti burung nasional, burung beo hitam Seychelles. Pengunjung yang sampai di sana relatif sedikit, terutama di sepanjang garis pantai “berbubuk” lembut yang membentang sejauh 305 mil (490 kilometer).
Spoiler for Penampakan:

5. Bhutan

Sementara beberapa orang mungkin berpikir jika Tibet sebagai surga tercemar, sepupunya, Bhutan, justru jauh lebih bersih. Lebih dari 60 persen wilayah negara ditutupi hutan dan seperempat wilayah ditunjuk sebagai taman nasional atau kawasan lindung. Dikenal sebagai Tanah Naga Guntur, negara ini memiliki pegunungan terjal dan lembah-lembah sehingga tepat untuk dijadikan hotspot bagi keanekaragaman hayati.

6. Daintree National Park, AustraliaKadang-kadang sesuatu yang lebih tua, menjadi semakin tak tersentuh. Seperti Daintree National Park di Far North Queensland, Australia, yang berisi hutan hujan berusia 110 juta tahun―salah satu ekosistem tertua di bumi. Taman ini adalah rumah bagi ribuan jenis tumbuhan dan pohon yang berusia lebih dari 2.500 tahun.

7. Fiordland, Selandia BaruDi ujung selatan pantai barat Selandia Baru, wilayah Fiordland masih liar, kasar dan nihil pembangunan. Dengan gunung tinggi yang jatuh ke dalam perairan berbatu gerigi, Fiordland belum pernah mempunyai penduduk permanen. Bahkan, orang-orang Maori hanya mengunjunginya hanya untuk sementara waktu guna berburu, memancing dan untuk mengumpulkan batu giok. Selain itu, arus udara bertiup lurus dari Antartika sehingga udara Fiordland merupakan salah satu yang terbersih di planet ini.



cat semprot jadi baterai?

Para ilmuwan di Amerika Serikat telah mengembangkan cat yang dapat menyimpan dan memberikan daya listrik seperti baterai. Baterai lithium-ion merupakan penyimpan energi paling portabel. Sayangnya, bentuk baterai hanya terbatas pada persegi panjang atau silinder.
 Lho, cat semprot kok jadi baterai?Sebagaimana dilansir Reuters, para ilmuwan Rice University di Houston, Texas, telah menciptakan teknik baru untuk mengurai setiap elemen dari baterai biasa dan memasukkan ke dalam cairan yang dapat disemprot sebagai lapisan cat pada hampir semua permukaan benda.

"Temuan ini akan mempermudah penyimpanan dan pemakaian segala jenis peralatan eletronik yang menggunakan baterai konvensional sebab bentuknya menjadi lebih fleksibel," kata Pulickel Ajayan, ketua penelitian.
Baterai yang dapat diisi ulang ini terbuat dari lapisan yang disemprot, dengan mewakili masing-masing komponen dari sebuah baterai konvensional. Lapisan cat kemudian disemprot ke permukaan keramik, kaca stainless steel, dan beragam media seperti permukaan lengkung pada cangkir keramik, untuk menguji seberapa baik mereka bekerja.
Salah satu keterbatasan dari teknologi ini adalah aplikasinya karena sulit mengatur cairan elektrolit. Terlebih lagi, selama proses pembuatan kita membutuhkan lingkungan yang kering dan bebas oksigen.
Para peneliti kini mencari komponen yang memungkinkan pembuatan baterai di udara terbuka agar proses produksi lebih efisien, serta dapat meningkatkan aspek komersial yang lebih besar.
Hasil penelitian itu diterbitkan pada hari Kamis dalam jurnal Nature Scientific Reports.

Berikut adalah video tutorial pembuatan paintable battery dari Rice University di Houston.

Postingan Lama